sumber: youtube |
Saya merasakan
iklim yang sangat berbeda antara kampus IAIN dengan kampus lain. Entah itu soal
literasi, minat baca, diskusi, dan lain sebagainya. Saya merasa kemauan
mahasiswa sini untuk belajar itu semua masih rendah. Bahkan, untuk kalangan
anggota internal sendiri pun, sulitnya bukan main.
Saya tidak
menggeneralisir semuanya, masih banyak, kok, mahasiswa IAIN yang suka diskusi,
suka baca buku, paham literasi. Sayangnya, saya kurang beruntung karena jarang
menjumpai orang seperti itu. Atau bisa juga, karena saya yang tidak bisa
mengimbangi mereka.
Saya rasa,
teknologi memang mengubah banyak hal, mulai dari perilaku, kebiasaan, sikap,
bahkan karakter seseorang. Keberadaan teknologi makin kesini justru salah
digunakan banyak orang. Terbuai teknologi, dimanjakan fitur-fitur canggih,
praktis membuat mereka merasa dimanjakan dan tidak perlu kerja keras. Memang
benar, teknologi dibuat untuk memudahkan kinerja seseorang, namun, jangan
sampai teknologi menghilangkan rasa tanggung jawab seseorang.
Ambil contoh
ketika diskusi. Adanya aplikasi WhatsApp dan google meet sering dimanfaatkan
sebagai media diskusi. Kita tidak perlu jauh-jauh berkumpul di suatu tempat,
cukup bermodal kuota internet dan sinyal yang bagus. Padahal, banyak celah yang
menjadikan diskusi itu tidak aktif. Misalnya ditinggal ngapain aja, mengabaikan
orang yang diskusi karena tidak bertegur sapa, dan alasan teknis lain.
Sehingga, inti dari diskusi pun tidak tercapai.
Komunikasi adalah
koentji
Banyak yang bisa kita
ambil ketika diskusi itu berjalan secara langsung (offline). Selain selain
lebih efektif, kita juga bisa melatih pikiran untuk berpikir cepat, merespon,
menanggapi, menghargai pendapat orang, mengasah nalar kritis, dan melatih diri
untuk berpendapat.
Dari diskusi itu,
kita mau tidak mau harus berbicara (speak up), menyampaikan pendapat kita
kepada peserta diskusi. Sampai sekarang saya masih mengamini satu hal, komunikasi
adalah koentji. Dan komunikasi terbaik adalah dengan bertemu.
Saya mendapati, masih
banyak dari temen-temen yang belum mau speakup, menyampaikan ide dan gagasannya
di forum. Baik forum rapat atau diskusi terkesan itu-itu saja yang berbicara,
sedangkan yang lain hanya diam, dan manut jalannya diskusi. Memang, untuk
mencoba hal baru terasa menakutkan, ketika berbicara takut salah ngomong,
grogi, takut pendapat tak menarik, dll. Itupun masih saya alami sampai
sekarang. Bagaimana kita belajar, kalau mencoba saja tidak mau.
Meminjam salah
satu lirik lagu Nosstress yang berjudul jawaban lagu pertama,,,, yang pada
intinya banyak hal kamu rasa kamu tidak bisa, padahal kami hanya belum mencoba.
Dari sini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa hal-hal baik memang perlu
dibiasakan. Meskipun tidak mudah, mari kita coba dulu, kalau belum beruntung,
coba lagi. Ini juga yang pengen saya tekankan di diskusi internal.
Banyak hal positif
yang bisa kita ambil, paling tidak kita awali barang satu dua minggu kedepan.
Jika efektif dilanjut, jika tidak kita cari cara lain supaya efektif. Sampai
diskusi benar-benar dijadikan kebutuhan untuk diri sendiri dan lpm. Menjadi
kebiasaan baru, selama seminggu sekali, menyempatkan diri untuk saling bertemu.
Kudus. 20/10/2021
Komentar
Posting Komentar