Langsung ke konten utama

Hindia dan Lagu-Lagunya yang Related Banget Sama Hidup Gue

Setiap orang mempunyai cara yang berbeda untuk mengekspresikan perasaannya. Alur hidup yang itu-itu saja terkadang membuat kita ingin merasa sambat, teriak, dan berusaha menyerah pada hidup.

Tentu saja, kita perlu beranjak atau rehat sejenak dari rutinitas harian yang menyibukkan. Mencari suasana berbeda dan melakukan healing untuk merefresh otak dan pikiran agar lebih segar. Healing bisa diisi dengan kegiatan apa saja, seperti makan, pergi ke tempat favorit, jalan-jalan, dengerin musik, dan sebagainya. Bagiku, dengerin musik favorit bisa jadi cara healing yang cukup efektif. Praktis dan tidak butuh banyak biaya. Kita hanya butuh kuota internet dan headset atau speaker buat nyetel musik favorit kita.

Salah satu musik favoritku adalah lagu-lagu dari grup band Hindia. Siapa sih yang tak kenal grup band ini? Yaa, Grup band yang berhasil menghipnotis kalangan muda dengan lagu-lagunya yang sangat related dengan kehidupan. Bukannya berlebihan, akan tetapi setiap saya putus asa dan ingin menyerah, lagu-lagu ini selalu berhasil membangkitkan semangat saya. Dan terbukti, banyak orang di luar sana yang mengalami hal serupa.

Lagu ini terbukti berhasil menggagalkan saya yang mau overthinking tiap malam. Kalau boleh, saya bisa merekomendasikan beberapa lagu yang cocok buat kamu yang sedang putus asa atau tidak semangat-semangatnya. Berikut 5 rekomendasi lagu hindia yang bisa jadi mantra penyemangat buatmu.

#besok mungkin kita sampai

Makin kesini kita merasa dituntut untuk mencapai segala sesuatu dengan instan. Perasaan iri terhadap pencapaian orang lain, teman yang sukses, kuliah yang selesai tepat waktu, orang-orang yang sudah mendapat pekerjaan, dan pencapaian-pencapaian yang mungkin saat ini belum kita gapai.

Lagu ini mengingatkan kita bahwa hidup memang bukan ajang perlombaan. Bukan tentang siapa yang dahulu finish atau mencapai kesuksesan, entah tentang pekerjaan, pendidikan, keimanan, bahkan sampai pernikahan. Barangkali, kita memang terlambat untuk satu hal, akan tetapi, jika kita melakukan sesuatu dengan senang hati, tanpa melihat pencapaian orang lain, mungkin besok kita akan sampai.

#untuk apa?

Salah satu lirik yang membuat saya berpikir ulang adalah bagaimana bahwa lagu ini seakan menyindir kita semua yang terus-terusan mengejar hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu penting bagi hidup kita. Misalnya saja, kalimat "mengejar mimpi sampai tak punya rasa, mengejar mimpi sampai lupa keluarga, mengejar mimpi tapi tidak bersama". 

Tanpa sadar, kita sering melupakan banyak hal di sekitar hanya untuk mengejar impian kita. Berharap dapat meraih cita-cita, mendapat pekerjaan yang sesuai, mengejar harta dan kekayaan sampai-sampai melupakan keluarga, melupakan orang terdekat, melupakan orang-orang tercinta. Lalu, untuk apa kita mengejar itu semua?

#dehidrasi

Lagu yang lebih menggambarkan kehidupan yang dipenuhi lingkungan toxic. Dari sini, kita diingatkan untuk memilih dan memilah lingkungan yang baik. Tidak perlu terlalu risau memikirkan apa kata orang, karena yang menjalani hidup adalah kita, membebaskan diri dengan menyingkirkan racun di lingkungan kita.

#jam makan siang

Lagu yang menceritakan kisah seseorang yang mengejar impiannya namun dipatahkan oleh keluarga sendiri. Seakan mengingatkan kita untuk bermimpi sewajarnya saja. Fakta yang cukup pahit bahwa cerita, cita-cita dan cinta bisa dipatahkan oleh orang terdekat kita (keluarga). 

#secukupnya

Lagu yang cukup hype ketika baru dirilis dulu sampai diadaptasi menjadi film "Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini." Secukupnya hadir untuk mengingatkan kita untuk tidak perlu bersedih atau meratapi sebuah kejadian secara berlebihan. Entah itu tentang permasalahan keluarga, masalah asmara, pekerjaan atau gaji yang kurang, sampai memikirkan masa depan. Pada intinya, kita diminta untuk tidak overthinking dan berlarut-larut dalam kesedihan. Ayo, bangun boy! 

Nahh,, itu tadi sekilas beberapa lagu Hindia yang bisa kamu putar untuk mengobati kegalauan kamu. Kalau kamu mau menambahi atau punya rekomendasi lagu lainnya, saya akan dengan senang hati menerima.


Jepara, 01/04/2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya Mewujudkan Kesadaran Literasi Digital di Era Global

Kemajuan teknologi semakin pesat, memudahkan semua orang untuk mengakses segala informasi setiap saat. Kemajuan teknologi juga diiringi dengan kemajuan perkembangan media digital. Berbagai media kini mengembangkan situs online nya untuk mengikuti trend sekarang, biar tidak ketinggalan zaman.   ada pula media yang hanya mengejar keuntungan ekonomi, dengan memberitakan atau menyampaikan informasi menurut ramainya pasaran. Hoax? Majunya teknologi harus diimbangi dengan majunya pemikiran dan juga kehati-hatian. Mudahnya informasi beredar tak khayal juga memudahkan hoax dan berita bohong kian menyebar. Pentingnya pengetahuan berliterasi dan bermedia sosial harus kita biasakan sejak sekarang. Biar tak mudah terjebak isu-isu yang beredar atau polemik yang sedang viral. Upaya penangkalan hoax sebenarnya sudah digemparkan sejak lama. Namun tak sedikit pula yang masih mudah terjebak dan termakan berita palsu tersebut. Rendahnya pengetahuan literasi masyarakat di Indonesia inilah yang mem

Sosiawan Leak dan 100 Puisi di Malam Purnama

  Panggung Ngepringan Kampung Budaya Piji Wetan Kudus dibuat riuh kebanjiran kata. Jumat (10/3/2023) malam, sastrawan, budayawan hingga para pemuda pegiat sastra saling melantunkan bait-bait puisi di malam purnama. Agenda itu bernama “Persembahan 100 puisi untuk 1 abad NU”. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU IPPNU Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus dan Kampung Budaya Piji Wetan. Acara malam itu menjadi bukti, bahwa eksplorasi budaya perlu dukungan dan keterlibatan dari masyarakat. Acara yang dimulai dengan rangkaian lomba seperti pidato, puisi, hingga pemilihan duta pada siang harinya, kemudian ditutup dengan perayaan pentas puisi di Panggung Ngepringan. Hadir pula di tengah-tengah acara, camat Kecamatan Dawe Famny Dwi Arfana dan sastrawan terkemuka Sosiawan Leak. Usai 10 finalis lomba puisi membacakan karya puisinya, diikuti pementasan puisi Koko Prabu bersama timnya, Koordinator KBPW Jessy Segitiga yang membacakan puisi anaknya, Eko Purnomo dengan

Catatan Lepas

foto: finansialku.com Selasa, 1 November 2022, adalah hari yang cukup mengagetkan bagi saya. Hari itu, saya dipanggil oleh kantor redaksi untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah saya lakukan. Kabar itu sudah santer di lingkungan kantor, dan akhirnya saya harus memenuhi panggilan kantor sebagai bentuk tanggung jawab saya. Hasil pertemuan itu memutuskan, saya untuk satu bulan ke depan ini sudah beralih status menjadi kontributor di lingkar Jateng. Keputusan tersebut tentunya harus saya terima dengan lapang dada. Karena atas perbuatan saya sendiri yang memang salah, yakni menyabang di dua media sekaligus. Meskipun media yang satunya bukan merupakan media mainstream, namun media tetap media. Belum lagi, keteledoran saya yang mengirimkan tulisan ke dua media tanpa proses editing sedikitpun. Memang, saya seperti mempermainkan media yang sudah menerima saya dan menjadi pijakan saya beberapa bulan ini. Sebenarnya saya tak masalah, toh memang saya tidak punya niatan untuk bertahan lama di s