Langsung ke konten utama

METODE PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK MI/SD


Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah: Pembelajaran Akidah Akhlak MI/SD
Dosen Pembimbing: H. Mohammad Ali Yahya, S.Ag., M.Pd.


Disusun oleh kelompok 3:
1. Anisa Ulinuha Darliana          (1710310122)
2. Vira Aulia Farda                     (1710310125)
3. Melania Farikhatussafitri        (1710310129)
4. Hasyim Asnawi (1710310139)
5. Nurul Hidayah                        (1710310149)



JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 
Seperti yang kita ketahui, pendidikan di Indonesia saat ini belum terlaksana secara maksimal. Mulai dari tingkat pendidikan yang paling dasar hingga tingkat pendidikan tinggi di Universitas. 
Seperti yang tertuang dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa tujuan pendidikan nasional ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini menunjukkan bahwa akhlak sangat diperhatikan oleh masyarakat Indonesia. 
Untuk menanamkan akhlak yang mulia di Indonesia, tidak heran jika mata pelajaran akidah akhlak sangat dibutuhkan. Sangat disayangkan hingga saat ini masih banyak yang beranggapan bahwa mata pelajaran akidah akhlak sulit diajarkan bagi guru atau sangat membosankan bagi peserta didik. 
Menanggapi hal tersebut, perlu kiranya untuk memahami berbagai metode dalam memberikan pembelajaran Akidah Akhlak. Hal ini ditunjukkan agar peserta didik tidak merasa bosan dengan metode yang bervariatif ketika guru melaksanakan pembelajaran. 
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai metode apa saja yang dapat diterapkan dalam pembelajaran Akidah Akhlak. 







B. Rumusan Masalah 
1. Apa pengertian metode pembelajaran Akidah Akhlak?
2. Bagaimana macam-macam metode pembelajaran Akidah Akhlak? 
3. Bagaimana pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran? 
4. Bagaimana implementasi pembelajaran Akidah Akhlak di kelas V MI/SD?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian metode pembelajaran Akidah Akhlak
2. Untuk menjelaskan macam-macam metode pembelajaran Akidah Akhlak 
3. Untuk menjelaskan pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran 
4. Untuk menjelaskan implementasi pembelajaran Akidah Akhlak di kelas V MI/SD 













BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak
Pembelajaran akidah akhlak adalah sebuah upaya yang sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati, dan mengimani Allah melalui perilaku  mulia dalam kehidupan sehari-hari. Upaya ini dilakukan lewat kegiatan pengajaran, latihan, penggunaan, pengalaman dan pembiasaan. 
Ditinjau dari segi etimologis (bahasa) metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Sehingga metode dapat diartikan sebagai suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam kamus Bahasa Indonesia metode adalah cara yang telah diatur dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu pengetahuan. Dengan kata lain metode adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.  
Bila ditinjau dari segi terminologi (istilah), metode dapat dimaknai sebagai jalan yang ditempuh oleh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu, baik dalam hal lingkungan atau dalam kaitan pengetahuan lainnya. Dalam pembahasan diatas, bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh dalam menyajikan suatu hal secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran bergantung pada karakteristik pendekatan atau strategi yang dipilih. Misalnya metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan lain-lain. Metode pembelajaran dapat ditetapkan oleh guru dengan memperhatikan tujuan dan materi pembelajaran. Pertimbangan pokok dalam menentukan metode pembelajaran terletak pada keefektifan proses pembelajaran. Jadi metode pembelajaran yang digunakan pada dasarnya hanya berfungsi sebaga bimbingan agar siswa belajar. 
Sedangkan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Akidah Akhlak menyesuaikan dengan materi yang dipelajarinya, karena setiap metode pembelajaran mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Maka disini peran guru dalam memilih metode pembelajaran sangat penting, karena guru yang mengetahui kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran.  

B. Macam-macam Metode Pembelajaran Akidah Akhlak 
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak, ada beberapa metode yang dapat diterapkan, di antaranya sebagai berikut:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang dapat dikatakan sebagai metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan peserta didik dalam interaksi edukatif. Metode ini bagus jika penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media yang menarik. Hal yang perlu diperhatikan dalam metode ceramah adalah isi ceramah harus mudah diterima dan dipahami serta mampu menstimulasi pendengar (peserta didik) untuk mengikuti dan melakukan sesuatu yang terdapat dalam isi ceramah. 
2. Metode Demontrasi
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan guru dalam menunjukkan dan menjelaskan pelaksanaan tugas pada peserta didik, kemudian peserta didik diminta menjelaskan konsep atau melakukan kegiatan terkait yang didemonstrasikan oleh guru. 
Demontrasi merupakan salah satu metode yang cukup efektif karena dapat membantu siswa dalam mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demontrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan cara memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. 
3. Metode Every One is Teacher Here.
Metode Every One is Teacher Here (setiap orang adalah guru) merupakan metode atau cara yang tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan maupun individual. Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan sebagai guru. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Setiap siswa menulis satu pertanyaan dikertas sesuai dengan pokok bahasan.
b. Kertas tersebut dikumpulkan dan diacak, masing-masing siswa mendapatkan satu kertas.
c. Setiap siswa membaca dan memahami pertanyaan serta mencari jawaban.
d. Guru menunjuk salah satu siswa untuk membacakan pertanyaannya dan jawaban atau meminta relawan untuk membacakan pertanyaannya dan jawaban.
e. Siswa yang lain menanggapi
f. Klarifikasi dari guru. 
4. Metode Cerita (Kisah)
Dalam pendidikan islam, metode cerita (kisah) mempunyai fungsi edukatif yang penyampaiannya tidak dapat diganti selain menggunakan bahasa. Karena kisah Qur'ani dan Nabawi memiliki beberapa keistimewaan yang mempunyai dampak psikologis dan edukatif yang sempurna, rapi dan jauh jangkauannya seiring dengan perkembangan zaman. Metode cerita merupakan metode yang cara penyampaian pesan atau materi secara lisan kepada anak didik. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Guru menyiapkan tujuan dan tema cerita.
b. Guru mengatur tempat duduk siswa.
c. Guru melaksanakan kegiatan pembukaan.
d. Guru mengembangkan cerita.
e. Guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
f. Guru meminta siswa untuk memberikan tanggapan.
g. Guru memberikan penguatan dan apresiasi kepada siswa yang aktif. 

C. Pertimbangan dalam Memilih Metode Pembelajaran Akidah Akhlak
Dalam proses pembelajaran, seorang guru diharapkan mampu memilih metode pembelajaran yang tepat untuk proses belajar mengajar. Selain itu, pemilihan metode yang tepat dapat membantu seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Akidah Akhlak.
 Adapun hal-hal yang dapat dijadikan sebagai kriteria atau bahan pertimbangan dalam pemilihan metode pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Karakteristik peserta didik
Perbedaan individual setiap peserta didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan pemilihan metode yang tepat. Dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, seorang guru juga akan lebih mudah dalam menyikapi masing-masing peserta didik dan dapat memilih metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik peserta didik. Selain itu akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran agar dapat dipahami oleh masing-masing peserta didik.
2. Tujuan
Dalam konteks pembelajaran, tujuan memiliki arti sebagai sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Metode yang akan dipilih guru harus sejalan dengan taraf kemampuan yang akan diisi ke dalam diri peserta didik. Artinya metode pembelajaranlah yang harus tunduk kepada kehendak tujuan pembelajaran dan bukan sebaliknya. Kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya.
3. Situasi 
Situasi dalam kegiatan pembelajaran yang diciptakan guru tidak selamanya sama dari hari ke hari. Misalnya dalam suatu waktu, seorang guru ingin menciptakan situasi pembelajaran di alam terbuka di lingkungan luar sekolah. Maka dalam hal ini, seorang guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi yang sesuai di lingkungan luar sekolah.
4. Fasilitas
Fasilitas merupakan perlengkapan yang menunjang proses pembelajaran. Lengkap tidaknya suatu fasilitas dapat mempengaruhi seorang guru dalam memilih metode pembelajaran. Adanya fasilitas yang sesuai dapat mendukung tercapainya pemilihan metode yang tepat untuk menyampaikan materi pembelajaran. 
5. Kemampuan guru
Dalam hal ini, kemampuan seorang guru dalam mengajar dan menerapkan metode-metode pembelajaran yang tepat sangatlah penting. Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan guru terhadap metode-metode pembelajaran menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran. Untuk itu, seorang guru harus mampu meningkatkan kemampuannya dalam hal pembelajaran, termasuk kemampuan memilih metode yang tepat dan dapat menerapkannya dalam kelas.  
6. Materi pelajaran
Dalam memilih metode pembelajaran, seorang guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Misalnya, materi Akidah Akhlak yang akan diajarkan guru adalah kalimah thayyibah. Maka seorang guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi kalimah thayyibah.

D. Implementasi  Pembelajaran Akidah Akhlak Kelas V MI/SD
Meningkatkan mutu pendidikan merupakan sasaran pokok pembangunan pendidikan. Upaya meningkatkan mutu pendidikan adalah bagian terpadu dari upaya meningkatkan kualitas manusia, baik pada aspek kemampuan, maupun kepribadian dan rasa tanggung jawab sebagai warga negara. Oleh karena itu, segala sarana dan prasarana terus ditingkatkan untuk memacu mutu pendidikan. Diantaranya pemanfaatan tenaga pendidikan atau guru, pengadaan buku, dan penyempurnaan kurikulum. Guru memegang peranan penting dalam upaya perbaikan mutu pendidikan dan pebelajaran. 
Salah satu upaya meningkatkan hasil belajar adalah melakukan upaya inovatif melalui model pembelajaran yang dapat mendorong siswa  lebih aktif selama proses pembelajaran. Guru dituntut agar mampu mengembangkan dan menumbuhkan motivasi siswa agar materi terkait dapat dicerna dengan baik oleh peserta didik. 
Metode pembelajaran mempunyai peran yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang memiliki peserta didik akan ditentukan oleh kesesuaian antara penggunaan  metode  pembelajaran yang dengan arah tujuan yang diinginkan. Terdapat berbagai macam metode yang dapat digunakan ketika proses pembelajaran. Tidak heran bila guru menerapkan beberapa metode dalam satu kegiatan pembelajaran.  
Dalam pembelajaran Akidah Akhlak dapat menggunakan metode mengajar simulasi yang sudah banyak digunakan guru ketika mengajar.  Metode simulasi ini mirip dengan latihan, tetapi tidak dalam realitas yang sebenarnya. Penggunaan metode pembelajaran simulasi ini dimaksudkan untuk membangkitkan semangat belajar peserta didik. Dengan semangat belajarnya, peserta didik tidak akan kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran. 
Keterlibatan dan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dengan metode pembelajaran simulasi dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapai peserta didik. Melalui metode simulasi, peserta didik dapat memperlihatkan hasil belajar dalam mata pelajaran Akidah Akhlak.  Hal ini membuktikan bahwa metode pembelajaran simulasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Akidah Akhlak.  
Metode pembelajaran simulasi ini sangat membantu peserta didik dalam membangun dan memudahkan peserta didik untuk melakukan pengamatan materi secara mendalam. Penerapan metode simulasi dapat membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik terhadap konsep-konsep Akidah Akhlak sehingga mampu mencapai hasil belajar lebih baik. Hal ini mengidentifikasikan bahwa metode pembelajaran simulasi telah meningkatkan ketertarikan peserta didik untuk belajar mata pelajaran Akidah Akhlak.  







BAB III
PENUTUP
Kesimpulan 
Metode pembelajaran akidah akhlak adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh dalam menyajikan pembelajaran akidah akhlak secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Beberapa metode yang dapat diterapkan, di antaranya ceramah, demonstrasi, simulasi, cerita, dan every one is teacher here.
Sedangkan hal yang harus diperhatikan dalam memilih metode diantaranya ialah karakteristik peserta didik, tujuan, situasi, fasilitas, kemampuan guru, dan materinya. 
Salah satu upaya meningkatkan hasil belajar adalah kemampuan dalam menyampaikan materi pelajaran dengan melakukan upaya-upaya inovatif melalui model-model pembelajaran yang mendorong siswa  aktif dalam proses pelaksanaan pembelajaran.










DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ridwan Sani. 2016. Inovasi Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Anwar, Desi. 2002. Kamus Lengkap bahasa Indonesia, Surabaya: Amelia.
Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito. 
Hamdayana, Jumanta. 2016. Metodologi Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
Janu, Arni Wulandari. 2016. Pelaksanaan Variasi Metode dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Gubug Tahun 2015/2016, Skripsi. Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo.
Majid, Abdul. 2017. Strategi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Samiudin. 2016. Peran Metode untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran, Jurnal Studi Islam, Vol XI, Nomor 2.
Zain, Aswan dan Syaiful Bahri Djamarah. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Cet. IV. Jakarta: Reneka Cipta.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya Mewujudkan Kesadaran Literasi Digital di Era Global

Kemajuan teknologi semakin pesat, memudahkan semua orang untuk mengakses segala informasi setiap saat. Kemajuan teknologi juga diiringi dengan kemajuan perkembangan media digital. Berbagai media kini mengembangkan situs online nya untuk mengikuti trend sekarang, biar tidak ketinggalan zaman.   ada pula media yang hanya mengejar keuntungan ekonomi, dengan memberitakan atau menyampaikan informasi menurut ramainya pasaran. Hoax? Majunya teknologi harus diimbangi dengan majunya pemikiran dan juga kehati-hatian. Mudahnya informasi beredar tak khayal juga memudahkan hoax dan berita bohong kian menyebar. Pentingnya pengetahuan berliterasi dan bermedia sosial harus kita biasakan sejak sekarang. Biar tak mudah terjebak isu-isu yang beredar atau polemik yang sedang viral. Upaya penangkalan hoax sebenarnya sudah digemparkan sejak lama. Namun tak sedikit pula yang masih mudah terjebak dan termakan berita palsu tersebut. Rendahnya pengetahuan literasi masyarakat di Indonesia inilah yang mem

Sosiawan Leak dan 100 Puisi di Malam Purnama

  Panggung Ngepringan Kampung Budaya Piji Wetan Kudus dibuat riuh kebanjiran kata. Jumat (10/3/2023) malam, sastrawan, budayawan hingga para pemuda pegiat sastra saling melantunkan bait-bait puisi di malam purnama. Agenda itu bernama “Persembahan 100 puisi untuk 1 abad NU”. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU IPPNU Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus dan Kampung Budaya Piji Wetan. Acara malam itu menjadi bukti, bahwa eksplorasi budaya perlu dukungan dan keterlibatan dari masyarakat. Acara yang dimulai dengan rangkaian lomba seperti pidato, puisi, hingga pemilihan duta pada siang harinya, kemudian ditutup dengan perayaan pentas puisi di Panggung Ngepringan. Hadir pula di tengah-tengah acara, camat Kecamatan Dawe Famny Dwi Arfana dan sastrawan terkemuka Sosiawan Leak. Usai 10 finalis lomba puisi membacakan karya puisinya, diikuti pementasan puisi Koko Prabu bersama timnya, Koordinator KBPW Jessy Segitiga yang membacakan puisi anaknya, Eko Purnomo dengan

Catatan Lepas

foto: finansialku.com Selasa, 1 November 2022, adalah hari yang cukup mengagetkan bagi saya. Hari itu, saya dipanggil oleh kantor redaksi untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah saya lakukan. Kabar itu sudah santer di lingkungan kantor, dan akhirnya saya harus memenuhi panggilan kantor sebagai bentuk tanggung jawab saya. Hasil pertemuan itu memutuskan, saya untuk satu bulan ke depan ini sudah beralih status menjadi kontributor di lingkar Jateng. Keputusan tersebut tentunya harus saya terima dengan lapang dada. Karena atas perbuatan saya sendiri yang memang salah, yakni menyabang di dua media sekaligus. Meskipun media yang satunya bukan merupakan media mainstream, namun media tetap media. Belum lagi, keteledoran saya yang mengirimkan tulisan ke dua media tanpa proses editing sedikitpun. Memang, saya seperti mempermainkan media yang sudah menerima saya dan menjadi pijakan saya beberapa bulan ini. Sebenarnya saya tak masalah, toh memang saya tidak punya niatan untuk bertahan lama di s