Langsung ke konten utama

MEMAHAMI PENTINGNYA PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DALAM MENUNJANG PENDIDIKAN KARAKTER SISWA


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Dosen pengampu: Dr. H. AH. Choiron, M.Ag

Disusun Oleh :
1. Asvira Widian Putri 1710310136
2. Hasyim Asnawi 1710310139
3. Wisma Lidziddiana 1710310150
4. Siti Khoiriyah 1710310151

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
2018
A. Pendahuluan
Sejarah merupakan runtutan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Sejarah Kebudayaan Islam merupakan kiah runtutan dari peristiwa-peristiwa kebudayaan Islam mulai dari lahirnya Islam sampai sekarang.
Dalam setiap peristiwa sejarah pasti memiliki makna yang tersirat di dalamnya. Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu produk dari historiografi sejarah yang dirangkum dalam sebuah bidang studi untuk tujuan pendidikan.
Pembelajaran Sejarah Peradaban Islam diajarkan mulai dari jenjang SD/MI sampai SMA/MA. Materi Sejarah Kebudayaan Islam yang dimuat di sekolah umum biasanya diintegrasikan pada mata pelajaran PAI. Sedangkan materi Sejarah Kebudayaan Islam di madrasah-madrasah menjadi disiplin ilmu sendiri yang disebut Sejarah Kebudayaan Islam.
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di sekolah memiliki pilar-pilar penting yang harus dikuasai guru agar pembelajaran terlaksana secara efektif dan efisien.
B. Permasalahan
Dalam menunjang keterampilan guru, diperlukan asar-dasar dan materi pokok yang harus dikuasai guru sebelum mengajar peserta didik. Untuk itu, pemakalah merumuskan 3 permasalahan yang berisi pengertian, dasar, tujuan, cakupan, dan urgensi tentang Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep dasar Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam?
2. Bagaimana ruang lingkup Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam?
3. Bagaimana urgensi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam bagi peserta didik?
C. Pembahasan
Pada kesempatan kali ini, pemakalah mengambil judul “Memahami Pentingnya Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dalam Menunjang Pendidikan Karakter Siswa”. Maksudnya ialah Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dapat mempengaruhi pendidikan karakter siswa. Penjelasan tentang kejadian-kejadian yang berisi hikmah diharapkan dapat membangun karakter siswa. Siswa yang memahami Sejarah Kebudayaan Islam dapat mencontoh perilaku karakter-karakter yang terdapat dalam kisah-kisah sejarah masa lampau. Dengan demikian, pendidikan karakter akan terbentuk dengan sendirinya melalui Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang efektif.
Untuk mencapai pembeljaran yang efektif seorang guru harus memahami dasar-dasar dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang akan diuraikan pada penjelasan berikut ini:
1. Konsep Dasar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Sebelum membicarakan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) lebih dalam, alangkah baiknya pemateri menyampaikan konsep dasar SKI. Konsep merupakan gambaran umum yang masih abstrak tentang suatu hal. Konsep digunakan untuk mempermudah dalam memahami sesuatu. Begitu juga dengan pembelajaran SKI, akan lebih mudah memahami pembelajaran SKI dengan konsep dibandingkan tanpa konsep. Konsep pembelajaran SKI yang disampaikan pemakalah pada kesempatan ini meliputi pengertian, dasar, tujuan, cakupan, dan urgensinya.Berikut uraianya. 
Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses belajar mengajar. Pembelajaran dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik guna menyampaikan ilmu pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku menjadi lebih baik. 
Sejarah kebudayaan islam berasal dari gabungan kata sejarah, kebudayaan, dan islam. Kata sejarah sendiri berasal dari bahasa inggris history. Sejarah dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Sejarah kebudayaan islam merupakan salah satu bentuk dari manifestasi ilmu sejarah. Moh Ali menegaskan bahwa sejarah merupakan tiga hal yang bulat meliputi: pertama, kejadian peristiwa seluruhnya berhubungan dengan yang nyata dalam manusia, kedua, cerita yang tersusun secara sistematis dari kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa, ketiga, ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan. 
Kebudayaan berasal dari kata dasar budaya. Dalam bahasa sansekerta dituliskan Buddhayah, jamak dari kata Buddhi yang berarti budi akal. Budaya dapat diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Jadi kebudayaan merupakan hasil karya dari akal manusia yang dapat berupa kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Sedangkan islam adalah agama yang diajarkan Nabi Muhammad Saw yang berpedoman pada Al-Qur'an yang telah diwahyukan oleh Allah Swt.
Berdasarkan arti ketiga kata diatas, diambil kesimpulan bahwa Sejarah Kebudayaan Islam adalah kejadian atau peristiwa pada masa lampau yang berkaitan dengan akal manusia yang berbentuk karya, cipta, dan karsa yang didasarkan pada sumber nilai-nilai ajaran islam. Menurut A Mulyono (2016: 23), pengertian yang lebih komprehensif terdapat dalam lampiran PMA. 65 tahun 2014, yakni Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan catatan perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam beribadah, bermuamalah, dan berakhlak serta mengembangkan sistem kehidupan atau menyebarkan ajaran Islam yang dilandasi dengan akidah. 
Dengan demikian, pembelajaran SKI adalah proses interaksi antara guru dan peserta didik dalam mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam. Pembelajaran SKI merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik di madrasah atau lembaga pendidikan dibawah naungan kementerian agama. Pembelajaran SKI memiliki dasar atau pilar yang menurut pemakalah penting dalam menunjang kelancaran proses pembelajaran. 
Dasar-dasar Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah sebagai berikut. 
a. SKI adalah realisasi ajaran Islam
SKI yang memuat  sirah nabi, para sahabat, dan tokoh lain adalah wujud dari ajaran Islam yang diterapkan di dunia nyata.
b. Eksistensi manusia dalam sejarah
Dalam peristiwa yang dijelaskan dalam SKI, akan terlihat jelas gambaran tentang manusia yang menerapkan sifat kemanusiannya, berinteraksi dengan kenyataan,   dan sebagai teladan bagi seluruh manusia. Sifat tersebut di miliki oleh Rasulullah SAW. 
c. Kemuliyaan manusia dalam kisah Nabi SAW
Pembelajaran SKI berdasarkan pada sifat nabi Muhammad sebagai sosok yang paling Mulia di muka bumi. Dengan belajar Ski diharapkan para peserta didik dapat mencontoh sifat-sifat kemulian Nabi sehingga dapat menjadi pribadi yang mulia. 
Adapun tujuan pembelajaran SKI di sekolah ialah sebagai berikut. 
a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari nilai-nilai yang diajarkan Rasulullah dalam mengembangkan kebudayaan islam.
b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan proses dari masa lampau, kini, dan masa depan.
c. Melatih daya berfikir kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar berdasarkan pendekatan ilmiah.
d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah islam.
e. Mengembangkan kemampuan siswa dalam mengambil ibrah (manfaat) dari peristiwa sejarah, Meneladani tokoh yang berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
2. Ruang lingkup Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulanNabi Muhammad SAW, sampai dengan masa Khulafaurrasyidin. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.  
Adapun ruang lingkup materi Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah 
Ibtidaiyah meliputi:
a. Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW. 
b. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. 
c. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, keperwiraan Nabi Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW. 
d. Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin. 
e. Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing. 
3. Urgensi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam bagi peserta didik
Urgensi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Sejarah sangat penting bagi manusia dalam menjalani hidupnya. Dengan mempelajari sejarah, dikarenakan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam peristiwa masa lampau tidak terulang lagi. Sejarah dapat menjadi alat pemicu semangat manusia untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Secara garis besar arti penting sejarah bagi kehidupan manusia adalah sebagai berikut. 
a. Untuk melestarikan keberadaan suatu kelompok dan memperkuat daya taham kelompok tersebut bagi kelangsungan hidupnya.
b. Sejarah berguna sebgai sebuah pengajaran atau tauladan dari peristiwa masa lampau sehigga dapat memberi manfaat dalam kehidupan sekarang.
c. Sejarah menjadi saran pemahaman mengenai hidup dan mati.
Dalam buku rusydi sulaiman, tambaruka menyampaikan bahwa sejarah apapun bentuknya sangat penting bagi kelanjutan hidup umat manusia. Peristiwa sejarah pada masa lampau dapat dijadikan sebagai pengalaman terbaik untuk menjalani kehidupan berikutnya. Urgensi lain dari sejarah adalah memperluas wawasan berfikir manusia. Artinya sejarah terus memberikan pedoman dan perspektif tentang perkembangan selanjutnya. 
D. Analisis
E. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
Akhinah, Nurul Umi, “Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Kelas IX Agama Madrasah Aliyah Negeri Yogyakarta II”, Skripsi, (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2013), hlm 15.
Ali, Moh, Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, (Yogyakarta: LkiS, 2012), hlm 12.
Andamarry, WT, SKI MTs Kelas VII, Artikel Ilimiah, (Tulungagung: IAIN, 2015), hlm 20.
Hamada, Faruq, Kajian Lengkap Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), hlm 20.
Mulyono, A, Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Ibtidaiyah, Skripsi, (Surabaya: Universitas Islam Negeri Surabaya, 2016), hlm. 23.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Stsiswar Kompetensi Lulusan Dan Stsiswar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm 21.
Sulaiman, Rusydi, Pengantar Metodologi Studi Islam Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm 25. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya Mewujudkan Kesadaran Literasi Digital di Era Global

Kemajuan teknologi semakin pesat, memudahkan semua orang untuk mengakses segala informasi setiap saat. Kemajuan teknologi juga diiringi dengan kemajuan perkembangan media digital. Berbagai media kini mengembangkan situs online nya untuk mengikuti trend sekarang, biar tidak ketinggalan zaman.   ada pula media yang hanya mengejar keuntungan ekonomi, dengan memberitakan atau menyampaikan informasi menurut ramainya pasaran. Hoax? Majunya teknologi harus diimbangi dengan majunya pemikiran dan juga kehati-hatian. Mudahnya informasi beredar tak khayal juga memudahkan hoax dan berita bohong kian menyebar. Pentingnya pengetahuan berliterasi dan bermedia sosial harus kita biasakan sejak sekarang. Biar tak mudah terjebak isu-isu yang beredar atau polemik yang sedang viral. Upaya penangkalan hoax sebenarnya sudah digemparkan sejak lama. Namun tak sedikit pula yang masih mudah terjebak dan termakan berita palsu tersebut. Rendahnya pengetahuan literasi masyarakat di Indonesia inilah yang mem

Sosiawan Leak dan 100 Puisi di Malam Purnama

  Panggung Ngepringan Kampung Budaya Piji Wetan Kudus dibuat riuh kebanjiran kata. Jumat (10/3/2023) malam, sastrawan, budayawan hingga para pemuda pegiat sastra saling melantunkan bait-bait puisi di malam purnama. Agenda itu bernama “Persembahan 100 puisi untuk 1 abad NU”. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU IPPNU Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus dan Kampung Budaya Piji Wetan. Acara malam itu menjadi bukti, bahwa eksplorasi budaya perlu dukungan dan keterlibatan dari masyarakat. Acara yang dimulai dengan rangkaian lomba seperti pidato, puisi, hingga pemilihan duta pada siang harinya, kemudian ditutup dengan perayaan pentas puisi di Panggung Ngepringan. Hadir pula di tengah-tengah acara, camat Kecamatan Dawe Famny Dwi Arfana dan sastrawan terkemuka Sosiawan Leak. Usai 10 finalis lomba puisi membacakan karya puisinya, diikuti pementasan puisi Koko Prabu bersama timnya, Koordinator KBPW Jessy Segitiga yang membacakan puisi anaknya, Eko Purnomo dengan

Catatan Lepas

foto: finansialku.com Selasa, 1 November 2022, adalah hari yang cukup mengagetkan bagi saya. Hari itu, saya dipanggil oleh kantor redaksi untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah saya lakukan. Kabar itu sudah santer di lingkungan kantor, dan akhirnya saya harus memenuhi panggilan kantor sebagai bentuk tanggung jawab saya. Hasil pertemuan itu memutuskan, saya untuk satu bulan ke depan ini sudah beralih status menjadi kontributor di lingkar Jateng. Keputusan tersebut tentunya harus saya terima dengan lapang dada. Karena atas perbuatan saya sendiri yang memang salah, yakni menyabang di dua media sekaligus. Meskipun media yang satunya bukan merupakan media mainstream, namun media tetap media. Belum lagi, keteledoran saya yang mengirimkan tulisan ke dua media tanpa proses editing sedikitpun. Memang, saya seperti mempermainkan media yang sudah menerima saya dan menjadi pijakan saya beberapa bulan ini. Sebenarnya saya tak masalah, toh memang saya tidak punya niatan untuk bertahan lama di s