Langsung ke konten utama

Menelisik Sejarah Peradaban Islam Desa Robayan

MENELISIK SEJARAH PERADABAN ISLAM 
YANG DIBANGUN KIYAI MUSLIM DI DESA ROBAYAN


Diajukan guna memenuhi tugas UAS
dalam mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pembimbing: Puspo Nugroho, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Hasyim Asnawi(1710310139)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2018

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Mbah Muslim adalah salah satu ulama terkenal di desa Robayan. Tidak heran bila banyak warga dari desa lain mengaji kepada beliau. Dahulu desa Robayan disebut desa santri, salah satu penyebabnya adalah di desa ini terdapat banyak ulama dan menjadi tempat pusat untuk mencari ilmu agama.
Robayan adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara. Robayaan merupakan desa yang unik karena perpaduan budaya antara kota Jepara dengan Demak. Di desa ini terdapat beberapa peninggalan budaya diantaranya gapura masjid Baiturrohman I yang berbentuk seperti pintu candi, desa kutho bedah yang dulunya bekas pasar zaman kerajaan Kalinyamat, dan lain sebagainya.
Pada kesempatan kali ini, peneliti tidak membahas mengenai peninggalan-peninggalan yang ada di desa Robayan, peneliti lebih menitikberatkan fokus kajian terhadap peradaban yang dibangun kiyai Muslim, yang nantinya akan dibahas secara lebih detail pada bab pembahan.


B.Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang tadi, peneliti merumuskan permasalahan pada miniriset ini menjadi tiga sebagai berikut.
1.Bagaimana biografi kiyai Muslim?
2.Bagaimana kontribusi kiyai Muslim bagi desa Robayan?
3.Apa peninggalan yaang diwariskan kiyai Muslim yang masih ada sampai sekarang?


C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.Untuk mengetahui biografi kiyai Muslim
2.Untuk mengetahui kontribusi kiyai Muslim bagi desa Robayan
3.Untuk mengetahui peninggalan yaang diwariskan kiyai Muslim yang masih ada sampai sekarang
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.Bagi peneliti, untuk memenuhi tugas UAS dalam mata kuliah sejarah peradaban islam.
2.Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang ingin melakukan pengembangan penelitian lebih lanjut mengenai topik yang sama.
3.Sebagai upaya memajukan desa Robayan seperti dulu di era milenial ini.
4. Untuk mengenalkan kepada kaum muda saat ini aka  pentingnya ilmu agama dan pentingnya mempelajari sejarah peradaban di desa masing-masing.

BAB II
METODOLOGI PENELITIAN


A.Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian: 28 April - 28Mei 2018
Tempat penelitian: Desa Robayan kecamatan Kalinyamatan kapupaten Jepara, tepatnya ada di:
1.Rumah Pak Shiddiq
2.Yayasan Al-Muslim
3.Makam Mbah Raden


B.Alat dan Bahan
Buku tulis, peralatan tulis, teks pedoman wawancara, dan Hp (Handphone)


C.Teknik Pengumpulan data
Karena penelitian ini bersifat kualitatif, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara dan observasi untuk mengumpulkan informasi dari narasumber dan sumber lain. Wawancara dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada narasumber mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tokoh. Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung lokasi kejadian dan pengalaman peneliti ketika mengikuti acara peringatan khaul tokoh.


D.Metode Penelitian
Pada penelitian kali ini, meneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Penelitian ini menekankan pada kedalaman data yang didapat oleh peneliti. Penelitian ini bersifat subjektif sehingga tidak dapat digeneralisasikan.

BAB III
PEMBAHASAN


A.Biografi Mbah Muslim
Berdasarkan hasil wawancara dari narasumber, peneliti mendapatkan informasi mengenai biografi mbah Muslim sebagai berikut.
Mbah Muslim lahir di desa Robayan, ayahnya adalah orang biasa asli Robayan yang bernama mbah Robinah. Mbah Muslim meninggal pada tanggal 1 safar 1399 H pada usia kurang lebih 55 tahun. Jadi, dapat dihitung bahwa mbah Muslim lahir sekitar tahun 1344 H.
Mbah Muslim pernah mesantren ke beberapa daerah. Namun pondok pesantren utama beliau adalah di Balaikambang. Tidak heran jika ada anak beliau yang bernama Hasbullah karena salah satu guru mbah Muslim ada yang bernama mbah Hasbullah.
Mbah Muslim juga pernah mengaji kepada mbah Arwani Kudus. Meskipun menurut kabar mbah Muslim itu tidak hafal Al-Qur’an, namun nampak seperti hafal Al-Qur’an.
Mbah Muslim menikah sebanyak empat kali. Dari istri pertama dan kedua, tidak dikaruniai anak. Dari istri ketiga punya satu anak namun firoq, yaitu bu Malikhah Almh. (istri Pak Ahmad). Dari istri terakhir bu Hajjah Arbain Almh. dari welahan mempunyai tujuh anak dan ada yang masih hidup sampai sekarang. Anak-anaknya ialah:
1.Pak Muhibbin (pengasuh pesantren putra saat ini).
2.Bu Ulfa (pengasuh pesantren putri sekaligus mertua narasumber).
3.Lek Minan Muslim Alm.
4.Bu Hajjah Raihatul Jannah.
5.Pak Hasbullah.
6.Pak Haromain.
7.Bu Markhumah.

B.Kontribusi Mbah Muslim di desa Robayan
Dalam kesehariannya, mbah Muslim adalah sosok yaang sangat doyan mengaji, khususnyabdi daerah Kalinyamatan. Mbah muslim juga mengajar di pondoknya. Hampir semua tokoh agama dan tokoh masyarakat pernah mengaji kepada mbah Muslim. Orang-orang yang mengaji berasal dari banyak daerah, diantaranya dari Kalinyamatan, Pecangaan, Welahan, bahkan sampai dari daerah Demak yang perbatasan.
Robayan saat itu bisa dikatakan sebagai pusatnya ilmu agama berkat peran mbah Muslim. Sampai-sampai desa ini dijuluki sebagai desa santri saking banyaknya ulama di desa kala itu. Beberapa murid mbah Muslim yang terkenal dan menyebarkan ilmu di desa asalnya ialah:
1.Kiyai Nor Ahmad dari Kriyan.
2.Mbah Lis dan Mbah Mashadi dari Margoyoso.
3.Mbah Kholil dari Bakalan.
4.Mbah Ahmad dan Mbah turmudzi dari Robayan.
Mbah muslim adalah pribadi yang istiqomah dan tidak ada duanya. Beliau selalu menjaga ibadah-ibadah sunnah seperti perayaan malam nisfu sya’ban dan peringatan hari asyuro. Beliau sangat mementingkan acara seperti itu.
Dari pandangan narasumber, yang luar biasa dari sosok mbah Muslim adalah kegigihan dan perhatiannya yang begitu besar terhadap pendidikan terutama bagi kaum wanita. Beliau ingin para perempuan itu pintar-pintar, sama seperti laki-laki, beliau tidak ingin perempuan hanya pintar dalam urusan dapur, kasur, dan pupur. Oleh karena itu, pendidikan formal yang dibangun hanya untuk kalangan perempuan saja.
C.Peninggalan yaang diwariskan Mbah Muslim
Peninggalan yaang diwariskan mbah Muslim yang paling mencolok adalah yayasan Al-Muslim dan pendidikan formal dari MI, MTS, sampai MA khusus untuk perempuan.
Sepeninggal beliau, yayasan masih dilanjutkan anak-anaknya. Yaang pertama melanjutkan yayasan setelah mbah Muslim meninggal adalah Pak Ahmad dan Pak Turmudzi. Setelah mereka berdua meninggal, dilanjutkan putra mbah Muslim yang pertama yaitu Pak Muhibbin. Bahkan pada tahun 1991 berhasil mengembangkan ponpes untuk kalangan putri yang dirintis mbah Turmudzi. Selanjutnya pada tahun 2004 juga berhasil merintis TPQ. Tasywiqus Shogirin yang diasuh oleh narasumber. 
Dari peninggalan ini, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dalam geliat ekonomi dengan membangun warung-warung dan toko-toko dekat sekolah.  Selain itu, kecintaan warga terhadap mbah Muslim dapat ditunjukkan oleh antusiasme masyarakat dalam menyambut khaul mbah Muslim dengan menyembelih kerbau.
Sampai sekarang, yayasan Al-muslim dan pendidikan formalnya masih berjalan lestari, bahkan pihak keluarga sangat berharap dapat mengembangkannya menjadi lebih maju lagi.
Mbah Muslim juga mengarang kitab-kitab. Salah satu kitab yang terkenal di kalangan masyarakat adalah kitab Tambihul Ghofilin. Kitab ini berisi tentang amalan-amalan atau wiridan yang biasa mbah Muslim lakukan sehari-hari. Kitab ini sekarang digunakan saat acara nisfu sya’ban dan hari asyuro.

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Mbah Muslim  adalah salah satu muharik dari desa robayan asli.beliau adalah alumni dari ponpes balekambang.M bah muslim adalah pribadi yang sangat shaleh, istiqomah, sangat doyan mengaji, dan sangat memperhatikan pendidikan terutama bagi kaum wanita.Hampir semua tokoh agama dan tokoh masyarakat pernah mengaji kepada mbah Muslim. Sehingga memunculkan generasi muharik baru yaang menyebarkan ilmu agama di desa masing-masing.
Robayan dulunya sebagai pusat ilmu agama sehingga desa ini disebut desa santri.Peninggalan yang paling mencolok dari mbah Muslim adalah yayasan Al-muslim yang merintis satu-satunya pendidikan formal di desa Robayan. Kitab yang terkenal di kalangan masyarakat adalah kitab Tambihul Ghafilin. Sampai saat ini pihak keluarga masih melanjutkan warisan dari mbah Muslim dan berharap dapat mengembangkannya.

Lampiran
A.Teks wawancara
•Wartawawan: Bgaimana biografi Mbah Muslim?
•Narasumber: Secara khusus, ketika meninggal tanggal 1 safar hampir 40 tahun yang lalu, berarti 1 safar 1399 H kurang lebih pada usia 55 tahun. Iku meninggale yo, kalo lahire gak begitu tahu.
Mesantren, pondok pesantren yang utama disamping banyak di kudus, tetapi pesantren utama di Balekambang. Makanya Mbah Muslim punya anak salah satunya diberi nama Hasbullah karena salah satu guru beliau adalah Mbah Hasbullah Balekambang. Trus Mbah Muslim juga pernah ngaji ke Mbah Arwani Kudus, walaupun Mbah Muslim itu menurut kabar tidak hafal Qur'an, tetapi kayak hafal Qur'an.
Mbah Muslim pernah menikah 3 kali kalau gak salah, malah mungkin 4 kali, yang pertama tidak punya anak, yang kedua tidak punya anak juga, yang ketiga punya anak satu tapi firoq (Bu Malikhah Almh. istrinya Pak Ahmad itu). Yang keempat adalah Mbah Hajjah Arba'in Almh. punya anak ada yang masih hidup sampai sekarang, yang bernama Pakde Muhibbin, Bu Ulfa, Lek Minan Muslim Alm. Hajjah Raihatul Jannah, Hasbullah, Haromain, dan Markhumah. Itu yang Pak Shiddiq tahu tentang biografi Mbah Muslim  seperti itu.
•Wartawan: Bagaimana silsilah keluarga Mbah Muslim?
•Narasumber: Kalo silsilahe Mbah Muslim itu putra dari orang biasa namanya Mbah Robinah, ayah orang robayan asli. Salah satu istri beliau yang bernama Mbah Arba'in itu dari Welahan, kalo Mbah Muslim itu orang Robayan asli, ya silsilahe kurang lebih seperti itu.
•Wartawan: Bagaimana perilaku keseharian Mbah Muslim?
•Narasumber: Kalau perilaku keseharian Mbah Muslim itu yang jelas adalah mengaji, ngaji sampe kemana-mana di daerah Kalinyamatan khususnya. Bahkan beliau juga mengajar santri-santri di pondoknya. Hampir srmua tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama dari daerah Kalinyamatan, Pecangaan, dan Welahan paling tidak pernah ngaji di Robayan. Dari daerah Karangrandu, sampai wah pokoknya banyak sekali tokoh agama di daerah itu pernah ngaji di Robayan. Kira-kira seperti itu.
•Wartawan: Jadi Robayan itu dulunya sebagai pusat untuk mengaji ya Pak?
•Narasumber: Betul, Jadi Robayan itu dulunya pusat ilmu agama di Kalinyamatan. Contoh kecil di Kriyan itu  Kiyai Nor Ahmad pernah mengaji ke Mbah Muslim, di Margoyoso ada Mbah Lis dan Mbah Mashadi pernah ngaji ke Mbah Muslim, di Bakalan ada Mbah Kholil itu juga pernah ngaji di Mbah Muslim. Bahkan sampai ke daerah Demak bagian situ termasuk di Welahan itu banyak alumni dari pondok Mbah Muslim. Beliau itu cara saiki iku sangat doyan ngaji. Yang sulit dicari duanya itu adalah istiqomahnya. Dulu mengaji dan dalam istilah nya menjaga seperti ibadah sunnah, seperti di Robayan itu ada momentum nisfu sya'ban, malam asyuro,  beliau sangat dipentingkan acara itu.
Trus yang kedua yang luar biasa dari pandangan Pak Shiddiq yang tidak pernah bertemu dan tidak menangi Mbah Muslim adalah perhatiannya terhadap pendidikan terutama untuk kaum wanita. Makanya lembaga formal yang ada di yayasan kita ini adalah semua hanya untuk wanita saja. Karena begitu perhatiannya beliau terhadap kaum perempuan, beliau ingin wong wedok iku pinter-pinter. Sampai sekarang Alhamdulillah keturunan beliau belum berani merubah tradisi itu. Pihak keluarga belum berani memasukkan laki-laki hanya karena dulunya Mbah Muslim ketika membuka hanya untuk kaum wanita.
•Wartawan: Bagaimana peran Mbah Muslim di desa Robayan?
•Narasumber: yang jelas yayasan Al-Muslim di desa Robayan adalah satu-satunya yayasan yang mengelola lembaga formal di desa Robayan. Mestinya banyak manfaat yang bisa diperoleh masyarakat. Yang kedua sangat kelihatan peran itu barangkali ketika perayaan khaul. Katanya zaman dulu masyarakat Robayan begitu kompak dalam menyambut khaul. Kalau dulu sampai menyembelih kerbau berapa itu menunjukkan keterlibatan masyarakat sangat baik. Trus ada pengajian dari tokoh yang menimbulkan geliat keekonomian masyarakat sekitar. Di dekat yayasan itu kan ada warung-warung, ada toko-toko yang memanfaatkan yayasan itu.
•Wartawan: Adakah peninggalan selama Mbah Muslim menyebarkan ilmunya?
•Narasumber: Peninggalan yang jelas yayasan itu, lembaga yang merintis adalah Mbah Muslim mulai dari MI, MTS, MA, ponpes putra, dan pengembangan ponpes putri yang didirikan Mbah Turmudzi kurang lebih tahun 1991. Taklim selasanan, dan TPQ Tasywiqus Shogirin tahun 2004.
•Wartawan: Bagaimana generasi keturunan Mbah Muslim?
•Narasumber: Sepeninggal Mbah Muslim, yang dirintis beliau diteruskan Pak Ahmad dan Pak Turmudzi, setelah mereka wafat, diteruskan Pak Muhibbin. Untuk unit, yang ponpes putra dipegang Pak Muhibbin, yang ponpes putri dipegang Bu Ulfa, yang TPQ Pak Shiddiq. Jadi yang ada yang dulu dirintis Mbah Muslim  alhamdulillah sampai sekarang bisa berlanjut, bisa lestari. Bahkan harapan kami dari pihak keluarga itu bisa mengembangkannya.
•Wartawan: Adakah kitab-kitab karangan Mbah Muslim sebagai peninggalan beliau?
•Narasumber: Sebenarnya kitab-kitab Mbah Muslim itu ada banyak, cuma yang terkenal yang Pak Shiddiq tahu itu kitab Tambihul Ghalfilin. Kitab Tambihul Ghalfilin adalah kitab yang berisi amalan-amalan atau wiridan yang biasa Mbah Muslim lakukan. Nah kalau sekarang kitab ini digunakan ketika malam nisfu sya'ban dan malam asyuro. Ada kebiasaan yang sering dipamerkan contohnya sholat taubat malam nisfu sya'ban, walau sekarang hampir setiap masjid ada ceremonial seperti ini, tapi kalau gak salah yang pertama adalah Mbah Muslim. Banyak karangan-karangan beliau yang terkenal adalah tadi isinya tentang berbagai sholat sunnah, wiridan-wiridan, pokoknya amalan keseharian Mbah Muslim yang ditularkan kepada masyarakat.
B.Dokumentasi 
1.Foto-foto
    Foto wawancara   Foto pendidikan formal 
      peninggalan Mbah Muslim

     Foto makamMbah Muslim      Foto kitab Tambihul Ghafilin
       

C.Biodata Narasumber
Nama: Muhammad Shiddiq
Tempat, tanggal lahir : Tasikmalaya, 22 November 1972
Alamat: Jln. Pondok Pesantren No. 01 Robayan Kalinyamatan Jepara
Pekerjaan: Guru
Hubungan dengan tokoh: Menantu tokoh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pentingnya Mewujudkan Kesadaran Literasi Digital di Era Global

Kemajuan teknologi semakin pesat, memudahkan semua orang untuk mengakses segala informasi setiap saat. Kemajuan teknologi juga diiringi dengan kemajuan perkembangan media digital. Berbagai media kini mengembangkan situs online nya untuk mengikuti trend sekarang, biar tidak ketinggalan zaman.   ada pula media yang hanya mengejar keuntungan ekonomi, dengan memberitakan atau menyampaikan informasi menurut ramainya pasaran. Hoax? Majunya teknologi harus diimbangi dengan majunya pemikiran dan juga kehati-hatian. Mudahnya informasi beredar tak khayal juga memudahkan hoax dan berita bohong kian menyebar. Pentingnya pengetahuan berliterasi dan bermedia sosial harus kita biasakan sejak sekarang. Biar tak mudah terjebak isu-isu yang beredar atau polemik yang sedang viral. Upaya penangkalan hoax sebenarnya sudah digemparkan sejak lama. Namun tak sedikit pula yang masih mudah terjebak dan termakan berita palsu tersebut. Rendahnya pengetahuan literasi masyarakat di Indonesia inilah yang mem

Sosiawan Leak dan 100 Puisi di Malam Purnama

  Panggung Ngepringan Kampung Budaya Piji Wetan Kudus dibuat riuh kebanjiran kata. Jumat (10/3/2023) malam, sastrawan, budayawan hingga para pemuda pegiat sastra saling melantunkan bait-bait puisi di malam purnama. Agenda itu bernama “Persembahan 100 puisi untuk 1 abad NU”. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU IPPNU Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus dan Kampung Budaya Piji Wetan. Acara malam itu menjadi bukti, bahwa eksplorasi budaya perlu dukungan dan keterlibatan dari masyarakat. Acara yang dimulai dengan rangkaian lomba seperti pidato, puisi, hingga pemilihan duta pada siang harinya, kemudian ditutup dengan perayaan pentas puisi di Panggung Ngepringan. Hadir pula di tengah-tengah acara, camat Kecamatan Dawe Famny Dwi Arfana dan sastrawan terkemuka Sosiawan Leak. Usai 10 finalis lomba puisi membacakan karya puisinya, diikuti pementasan puisi Koko Prabu bersama timnya, Koordinator KBPW Jessy Segitiga yang membacakan puisi anaknya, Eko Purnomo dengan

Catatan Lepas

foto: finansialku.com Selasa, 1 November 2022, adalah hari yang cukup mengagetkan bagi saya. Hari itu, saya dipanggil oleh kantor redaksi untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah saya lakukan. Kabar itu sudah santer di lingkungan kantor, dan akhirnya saya harus memenuhi panggilan kantor sebagai bentuk tanggung jawab saya. Hasil pertemuan itu memutuskan, saya untuk satu bulan ke depan ini sudah beralih status menjadi kontributor di lingkar Jateng. Keputusan tersebut tentunya harus saya terima dengan lapang dada. Karena atas perbuatan saya sendiri yang memang salah, yakni menyabang di dua media sekaligus. Meskipun media yang satunya bukan merupakan media mainstream, namun media tetap media. Belum lagi, keteledoran saya yang mengirimkan tulisan ke dua media tanpa proses editing sedikitpun. Memang, saya seperti mempermainkan media yang sudah menerima saya dan menjadi pijakan saya beberapa bulan ini. Sebenarnya saya tak masalah, toh memang saya tidak punya niatan untuk bertahan lama di s